Jakarta, bimasislam—Sebgaimana diprediksi sebelumnya, kemungkinan perbedaan dalam penetapan 1 Dzulhijjah 1436 akan terjadi. Setelah melalui Sidang Itsbat yang dipimpin oleh Dirjen Bimas Islam (13/9) di Auditorium HM. Rasyidi, Gedung Kemenag RI, bersama sejumlah ulama, tokoh agama dan perwakilan negara sahabat, disebutkan bahwa dari 34 lokasi pengamatan hilal seluruh Indonesia, tidak satupun yang melihat hilal.
Atas dasar tersebut pemerintah menetapkan tanggal 1 Dzulhijjah jatuh pada Selasa, 15 September 2015. Ketetapan ini dituangkan dalam SK Menag No. 279 Tahun 2015 tentang Penetapan Tanggal 1 Dzulhijjah, yang ditandatangani oleh Machasin, Dirjen Bimas Islam, selaku Menteri Agama yang saat ini berada di Arab Saudi.
Dalam siaran persnya seusai Sidang Itsbat, Machasin mengatakan, “Tadi kami mendengarkan laporan rukyat dari seluruh Indonesia. Tidak ada satupun perukyah di seluruh Indonesia yang melihat hilal. Jadi, tahun ini ditetapkan tanggal 1 Dzuljihhan jatuh pada Selasa 15 September. Itu artinya Idul Adha akan jatuh tanggal 24 September, pada hari Kamis," tegasnya di hadapan para wartawan.
Machasin juga menjelaskan, sejak awal ada celah perbedaan dalam penentuan jatuhnya Idul Adha tahun ini. Namun demikian, Kemenag tidak mempermasalahkan hal tersebut karena ini memang menjadi wilayah khilafiyah.
"Kalau ada yang menetapkan atau meyakini tanggal 1 Dzulhijjah jatuh pada 14 September, kita memberikan kebebasan, karena tidak ada paksaan dalam masalah agama. Jadi dipersilahkan yang menurut keyakinannya tanggal 10 Dzulhijjah pada tanggal 23 September. Kita saling menghormati perbedaan ini," ungkapnya.
Merujuk pada sikap Muhammadiyah telah menyampaikan maklumat hari raya Idul Adha 1436 Hijriah jatuh pada 23 September 2015. Sekretaris Umum (Sekum) Muhammadiyah Abdul Mu'ti menyampaikan bahwa penetapan itu didasarkan pada penghitungan hisab hakiki wujudul hilal. Menurutnya, Arab Saudi dan mayoritas organisasi Islam lainnya juga akan merayakan Idul Adha pada 23 September. (thobib/foto:bimasislam) - Sumber.
Selengkapnya ...